Friday, June 29, 2012

DI MANAKAH KEPANTASAN KITA

Kita tercipta sebagai makhluk pilihan
Dengan berbagai potensi kemuliaan
Diberi kebebasan menentukan pilihan
Walau terkadang kita sering berlebihan

Dalam hidup ada dua pilihan
Mau jalan yang haq atau kebatilan
Mau jadi hamba Allah atau hamba syaitan
Lalu di manakah kita punya kepantasan

Di manakah kepantasan kita
Bila masih gemar berdosa
Di manakah kepantasan kita
Bila masih suka berpura-pura

Antara kemauan dan fakta kebenaran
Kemauan ingin meraihkebaikan
Namun bagaimana bila fakta amal meraih keburukan
Maka kemauan harus diiringi dengan kesungguhan

Sadar akan dosa yang berlebihan
Dan terlena dalam fatamorgana amalan
Sungguh syaitan telah meraih keberhasilan
Membenamkan manusia dalam kenistaan

Kepada Allah kembalinya segala urusan
Di mana, segala rahasia hiidup akan ditampakkan
Seluruh catatan amal akan dibukakan
Dan semua itu harus dipertanggungjawabkan

Akan lari ke manakah kita
Akan sembunyi di manakah kita
Karena setiap dosa akan tampak nyata
Sementara kita lemah tak berdaya tatkala hisab tiba

Sukabumi,  28 Juni 2012
Masjid Tijanul Anwar Jalan Suryakencana
( Alfarist)

BERPUASA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MANUSIA

Melatih Diri Memahami Alam Malaikat

Manusia adalah makhluk Allah yang dilengkapi dengan unsur materi dan immateri. Unsur materi berupa jasad yang kasat mata, dapat dilihat dan diraba. Sedangkan yang immateri adalah  (ruh) yang tidak bisa dilihat tapi bisa diamati eksistensinya berdasarkan  fenomenanya berupa tingkah laku. Kita bisa membedakan, mana jasad yang ada ruhny adan yang tidak.  Pengetahuan manusia tentang ruh (jiwa) ini sangat sedikit dibandingkan dengan ilmu Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an:

surah / surat : Al-Israa' Ayat : 85
wayas-aluunaka 'ani alrruuhi quli alrruuhu min amri rabbii wamaa uutiitum mina al'ilmi illaa qaliilaan

85. Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".


Jasad memiliki kebutuhan berupa hal-hal yang bersifat materi seperti makanan dan  minuman sehingga dari segi ini perbedaan antara manusia dan hewan tidak terlalu berjauhan,  Sedangkan ruhani kebutuhannya berupa hal-hal bersifat immateri seperti rasa aman, rasa senang, butuh ilmu pengetahuan dan sebagainya.


Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Namun dia bisa terjatuh kepada derajat yang serendah-rendahnya yaitu kaepada derajat hewan, kalau dia hanya mengurus dan memikirkan masalah-masalah perut  dan di bawah perut saja. 

surah / surat : Al-A'raf Ayat : 179
walaqad dzara/naa lijahannama katsiiran mina aljinni waal-insi lahum quluubun laa yafqahuuna bihaa walahum a'yunun laa yubshiruuna bihaa walahum aatsaanun laa yasma'uuna bihaa ulaa-ika kaal-an'aami bal hum adhallu ulaa-ika humu alghaafiluuna
179. Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Kedatangan azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya dengan cara istidraj [584].

[584] Yaitu: dengan membiarkan orang itu bergelimang dalam kesesatannya, hingga orang itu tidak sadar bahwa dia didekatkan secara berangsur-angsur kepada kebinasaan.
 Puasa dalam Islam adalah menahan diri dari makan, minum dan hubungan suami isteri dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Perbuatan yang asalnya dihalalkan menjadi haram untuk sementara. Jelaslah di sini merupakan bentuk pelatihan bagi manusia agar dia tidak selalu bergelimang dalam hal-hal yang berhubungan dengan materi semata. Manusia mempunyai potensi untuk meningkatkan derajat dirinya kepada tingkat yang lebih tinggi yaitu tingkat kehidupan malaikat. Tingkatan ke arah itu bisa dicapai dengan mengasah ruhani agar tidak selalu dikendalikan oleh hawa nafsu hewani.  Walau pun manusia itu tidak mungkin untuk menjadi malaikat seratus persen, akan tetapi sifat-sifat malaikat dalam arti kepatuhan dan ketaatan kepada perintah Allah dan menjauhi segala larangannya sesuai dengan fitahnya, masih bisa dicapai oleh manusia.


Apabila dia berhasil dalam menempuh pendidikan dan pelatihannya selama satu bulan dengan penuh keimanan serta senantiasa mengevaluasi kekurangan-kekurangan pada dirinya maka dia akan kembali kepada fitrah yaitu watak dasar manusia yang senantiasa cenderung untuk mencintai kebenaran, kejujuran dan keadilan. Dalam kondisi demikian maka sifat-sifat ketaatan dan kepatuhan yang dimiliki para malaikat, akan terserap oleh pribadi-pribadi pemilik fitah itu.









Sunday, June 24, 2012

NIAT MERUPAKAN INTI IBADAH

Setiap Amal Bergantung Kepada Niat
Sabda Rosulullah SAW, "Innamal a'malu bin niyat" artinya sesungguhnya amal perbuatan itu bergantung kepada niatnya. Niat yang baik, dilakukan dengan cara yang baik maka hasilnya akan baik. Sebaliknya, kalau nat yang baik, dilakukan dengan cara yang tidak baik, maka hasilnya tidak akan baik.

Dalam sebuah hadis Rosululah dijelaskan:
"Sesungguhnya ada orang yang secara lahiriah taerlihat berbuaat amal ahli sorga padahal dia ahli neraka, Dan ada seoerang yang berbuat amal ahli neraka padahal dia ahli sorga" ( Hadis 
riwayat Bukhori dan Muslim)

Seseorang berangkat ke mesjid. Sepertinya dia sedang melakukan kebaikan menuju ke sorga, padahal orang itu hanya berniat untuk  menukarkan sandal usangnya dengan milik orang lain yang lebih baik.  Orang itu tidak mendapat nilai kebaikan. Atau orang yang melakukan shalat hanya karena riya ingin mendapat pujian orang lain, yang dia dapat hanyalah pujian dari orang sedangkan nilai kebaikannya di sisi Allah merupakan sesuatu yang hampa tidak ada nilai kebaikannya.

Apakah yang disebut niat itu? Menurut ilmu fiqih niat adalah sengaja melakukan suatu perbuatan dan disertai dengan pelaksanaannya. Kalau ada orang berkata, "Saya beraniat untuk mandi." Tapi dia masih di kamar tidur, maka dia berlum niat melainkan baru berencana saja. Jadi niat itu melakukan perabuatan dengan sengaja, jadi  sudah ada "action" kalau belum berarti masih rencana.

Niat itu memiliki  arti 'sengaja' jadi kalau suatu perbuatan dilakukan dengan tidak disengaja berarti tidak ada niat.   Perbuatan yang tidak disengaja itu, biasanya terjadi hanya karena kelalaian saja. Bukan berniaat untuk mengerjakan perbuatan itu. Contohnya, seseorang terpeleset lalu jatuh ke sungai, sehingga basah kuyup badannya. Apakah ada,  niat  dia untuk mandi? Bedakan dengan orang yang masuk ke kamar mandi, membawa handuk, sabun mandi dan lain-lain, lalu dia membasahi dan mengguyur seluruh tubuhnya hingga basah. Silakan bedakan kedua kasus tersebut. Pada orang yang kedua, tentu ada niat untuk mandi. Niat itu tempatnya di hati tidak selamanya harus diucapkan dengan lisan, karena niat itu bersatu dengan perbuatan.







 







Monday, June 18, 2012

TIADA PERJUANGAN TANPA PENGORBANAN

Bekerja itu lebih mulia daripada menggantungkan diri kepada orang lain

Banyak bertebaran ayat-ayat AL Qur'an yang mengaitkan antara iman dan amal salih. Hal itu memberikan makna bahwa keimanan i harus diikuti dengan amal perbuatan yang bermanfaat, bukan perbuatan ma'siat. Orang yang mengaku beriman tapi masih terus melakukan dosa, maka dikategorikan sebagai orang fasiq artinya orang berdosa.
 
Amal salih itu adalah amal perbuatan yang mendatangkan keberuntungan   bagi diri pelakunya  sendiri dan bagi orang lain. Tidak dikatakan amal salih kalau perbuatan itu hanya bermanfaat bagi diri sendiri tapi membawa madarat bagi orang lain. Bukan pula amal salih, kalau perbuatanitu mendatangkan keberuntungan bagi orang lain tapi membaa madarat bagi diri pelakunya. Hal itu laksana lilin yang menerangi lingkungan sekitarnya tapi dirinya sendiri mengalami kehancuran. Manusia yang meninggalkan amal salih akan tergolong kepada orang-orang yang merugi.
Firman Allah:

surah / surat : Al-'Ashr Ayat : 2
inna al-insaana lafii khusrin
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
surah / surat : Al-'Ashr Ayat : 3
illaa alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati watawaasaw bialhaqqi watawaasaw bialshshabri
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Yang mendapat penilaian dari Allah bukan hasil pekerjaannya melainkan proses usahanya. Kesungguhan usaha dan kegigihan perjuangan itulah yang akan dinilai oleh Allah bukan seberapa banyak hasil usaha yang diperoleh seseorang. Hasil adalah anugerah sedangkan proses adalah perjuangan. Kekerasan dan kesungguhan dalam memperjuangkan  sebuah cita-cita, itulah  yang dinilai. Karena itu kesungguhan usaha dan kekerasan perjuangan itu sudah merupakan bagian dari sebuah kemenangan.

Tidak mungkin sebuah cita-cita bisa dicapai dengan hanya berpangku tangan, melainkan dengan perngorbanan tenaga, harta, bahkan jiwa raga dipertaruhkan disertai do'a dan pengharapan kepada Allah SWt.

Firman Allah:

surah / surat : Al-'Ankabuut Ayat : 69
waalladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyannahum subulanaa wa-inna allaaha lama'a almuhsiniina
69. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. 

Tidak ada perjuangan yang selalu lancar, mulus dan menyenangkan, melainkan akan berhadapan dengan berbagai tantangan yang menyakitkan, penuh kepahitan dan kegetiran. Kisah ilustrasi berikut ini mungkin baik untuk direnungkan.

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengeluh dan mengadu kepada induknya karena ada pasir tajam dan keras yang masuk dan menusuk-nusuk ke tubuhnya yang lembek itu.
 "Bu tolonglah aku, badanku sakit sekali karena ada pasir tajam dan keras masuk ke tubuhku. Cepatlah tolong aku, Bu"
"Anakku", kata induk kerang. " Kita adalah makhluk Tuhan yang tidak diberi kaki dan tangan sehingga ibu tidak bisa menolongmu anakku. Aku tahu anakku, kau pasti sakit sekali," kata induk kerang. "Kuatkan hatimu, terimalah ini adalah takdir bagi kita. Kerahkan seluruh tenaga dan  semangatmu untuk menahan rasa sakit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu, karena hanya itulah yang bisa kita lakukan," kata induknya
Bertahun-tahun anak kerang itu menahan kesakitan, sehingga tanpa disadarinya pasir keras yang dibalut getah perutnya itu telah berubah menjadi sebutir mutiara kecil. Semakin lama mutiara itu semakin besar dan rasa sakit pun terasa sebagai sesuatu yang wajar. 
Akhirnya setelah bertahun-tahun sebutir mutiara besar yang mengilap dan berharga mahal telah terbentuk dalam tubuhnya sehingga anak kerang itu telah berubah menjadi kerang penghasil mutiara yang sangat berharga dan berbeda dengan kerang lain yang hanya  direburs dan dijual di pinggir-pinggir jalan.











Sunday, June 17, 2012

ANDA ORANG HEBAT

Tahukah Anda Bahwa Anda Adalah Orang Hebat?
Banyak orang yang ragu atas kemampuan dirinya. Bisakah saya melakukan hal itu? Bisakah saya menduduki posisi itu? Akhirnya karena kelamaan berpikir, lalau kesempatan itu hilang diterkam oleh orang lain yang cepat mengambil keputusan. Dia tidak berpikir apakah saya bisa mengerjakannya atau tidak, apakah saya akan gagal, yang penting saya ambil dahulu.

Kalau anda diminta untuk menuliskan kelebihan diri anda sebanyak-banyaknya, niscaya akan sulit dan sedikit yang bisa anda tuliskan. Tapi kalau anda diminta menuliskan kekurangan diri anda sebanak-banyaknya maka akan terderetkan beberapa kekurangan yang bisa anda tuliskan. Berarti anda terlalu sibuk menghitung kelemahan diri dibandingkan dengan menggali dan memanfaatkan potensi yang anda miliki. Jadi dengan potensi fisik yang telah Allah berikan kepada anda, tidak ada alasan untuk bersikap pesimis. Orang lain bisa, mengapa anda mengatakan tidak bisa?

Allah SWT berfirman dalam Surat Al Mulk ayat 23:

surah / surat : Al-Mulk Ayat : 23
qul huwa alladzii ansya-akum waja'ala lakumu alssam'a waal-abshaara waal-af-idata qaliilan maa tasykuruuna

23. Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.
Allah memberikan potensi dasar yang sama kepada manusia, hanya tinggal anda mengembangkannya. Potensi yang mana yang hendak anda kembangkan.

Coba anda baca ilustrasi berikut ini!

Pada suatu siang yang panas terik, seekor elang dewasa terbang melayang-layang di angkasa sambil  melihat-lihat mencari mangsa. Hanya sekilat dia menukik ke bawah karena hendak menangkap anak ayam yang sedang berkerumun dengan induknya. Si elang kaget, karena dalam kerumunan anak ayam itu terdapat seekor anak elang kecil sedang bermain dengan anak-anak ayam.

"Hai elang kecil," kata si elang dewasa. "Mengapa kamu berkerumun dengan anak-anak ayam itu, padahal seharusnya dia itu mangsa bagimu?"
Si elang kecil menjawab, "Aku adalah ayam, mereka adalah teman-temanku. Tidak ada kemampuanku untuk  membawa mereka terbang ke angkasa seperti anda."
"Bukan, kamu adalah elang. Kamu harus bisa terbang seperti aku" kata si elang besar.
"Aku adalah ayam.", kata elang kecil sambil terus bermain bersama anak-anak ayam.
Karena kesal, lalu si elang besar menangkap elang kecil itu kemudian membawanya terbang ke angkasa. Si elang kecil terkejut, ia menjerit ketakutan sambil meronta-ronta karena takut jatuh.
Setelah berada di ruang angkasa yang tinggi, si elang dewasa dengan tiba-tiba  melepaskan cengkramannya sehingga elang kecil itu jatuh melayang.
Si elang dewasa bertriak memberikan perintah, "Lebarkan sayapmu, terus kepakkan sayapmu!!!, terus.. terus... teruuuuss..
Si elang kecil mengikuti perintah itu,  sehngga badannya bisa melayang-layang di angkasa. Sungguh menakjubkan kata si elang kecil, ternyata aku bisa terbang.
"Horee aku bisa terbang!", kata si elang kecil. "Aku adalah elang, bukan ayam."











(Klik iklan di samping berarti anda telah menyumbang untuk kelangsungan blog ini)